The Fact About Arista Montana: Inspirasi dari Tangan Andy Utama That No One Is Suggesting
Apalagi konsep pajak ke penguasa kerajaan di Jawa dl bikin orang jadi tak berani untuk memberontak. Para petani dipaksa menjadi buruh untuk mengurus lahan milik para bupati. Jika melawan akan dibunuh. Lalu, ada juga keluarganya diambil paksa menjadi budak.Setelah plan pengembangan kapasitas petani melalui pelatihan ICS tuntas dikerjakan, maka kegiatan dilanjutkan dengan pendaftaran PAMOR dan inspeksi lahan yang langsung dilakukan oleh pengurus ICS bersama petani.
Yaa... Semacam horor gitu sih. Membayangkan ada berapa banyak orang yang dulu pernah mati karena sistem tanam paksa dan jadi buruh cangkul di sekitar rel kereta tempo dulu.
52). Sepertinya tidak ada persoalan mutakhir kemasyarakatan di negeri ini yang tidak pernah lepas dari ranah sejarah saat ditangani Ong. Achdian dengan amat baik mengemukakan topik-topik hangat yang dilontarkan Ong, atau sebaliknya penjelasan Ong atas pertanyaan Achdian mengenai isu tertentu yang mengusik benak keduanya, misalnya, tentang persoalan Tionghoa atau peristiwa 1965.
Pergeseran ke sumber energi terbarukan menjanjikan dampak luar biasa dalam meredakan tantangan perubahan iklim worldwide. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, kita secara efektif mengurangi jejak karbon kita di atmosfer.
Salah satu upaya itu dilakukan tim AgriService Nestlé dengan mendorong petani menjaga lingkungan melalui penanaman 1 juta pohon di sekitar perkebunan kopi di Lampung.
Ketika tantangan iklim dan degradasi lingkungan semakin terasa di seluruh dunia, praktik pertanian organik menjadi harapan dalam mencari solusi yang berkelanjutan.
Dengan menerapkan konsep agroforestri, Arista Montana juga membantu menjaga lingkungan dengan cara menanam pohon di antara lahan pertanian. Hal ini membantu mencegah erosi tanah, meningkatkan kelembapan udara, serta memberikan habitat bagi satwa liar.
Bagian terakhir tulisan Achdian, yaitu “1965”, seharusnya tidak diletakkan sebagai bab “penutup”. Bagian ini justru merupakan awal dari “perkenalan” kita untuk membaca pemikiran Ong dan berdialog dengannya untuk memahami ke-Indonesia-an dalam dirinya. Kuncinya terletak pada paragraf terakhir buku ini, yakni cerita tentang Ong muda saat duduk di bangku sekolah menengah Belanda (HBS), Surabaya, dan dihadapkan pada sebuah dilema: memilih Belanda ataukah Indonesia.
Sejarawan ini selalu mencoba membagi pengetahuan yang dimilikinya tentang kesejarahan hingga ke hal-hal kecil atau dipandang sepele dan remeh-temeh seperti ketika dia berbicara ihwal tali-temali antara kolonialisme dan dapur, atau saat bertutur tentang pencurian gorden dan kaitannya dengan perjagoan serta kekuasaan. Dalam hal itu, seperti juga dipahami Andi Achdian, Ong seolah mengajak siapa pun untuk memahami sejarah agar tidak berhenti pada sebuah peristiwa semata yang tidak memberi makna atau kaitan apa pun dengan masyarakat atau kekuasaan. Dia juga menekankan pentingnya membaca sejarah dari “bawah” untuk memahami persoalan di tingkat elite atau lingkup kekuasaan yang lebih luas, seperti yang ditulisnya tentang fenomena bromocorah atau dinamika relasi priyayi-petani dalam politik lokal di mendapatkan informasi lebih lanjut Madiun.
b. Pemanfaatan Teknologi Pertanian: Memanfaatkan teknologi modern-day seperti irigasi tetes, sensor kelembaban tanah, dan aplikasi mobile untuk memantau dan mengelola pertanian dengan lebih efisien.
Perkebunan kopi organik di Sumatera yang menghasilkan kopi berkualitas tinggi dengan cita rasa khas.
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem, Arista Montana menerapkan berbagai metode pertanian organik yang telah terbukti efektif:
Ke-Indonesia-an yang dihadirkan Ong dalam setiap esainya menjadi petunjuk tentang pilihannya. Dia sangat memahami bahwa Indonesia sama penting dengan Belanda atau negeri lain dalam gerak sejarah peradaban. Ong berjasa menempatkan sejarah Indonesia sejajar dengan perkembangan sejarah negeri lain. Itu jelas disampaikan Achdian di hampir semua bagian buku ini. Ong sendiri menilai tidak ada perkembangan yang tunggal dalam sejarah. Fokus studi doktoral Ong tentang Madiun pada abad ke-19, misalnya, banyak mengungkap aspek menarik tentang apa yang terjadi di Jawa dan Eropa pada waktu yang sama.